Senin, 09 November 2009

Obat-obatan Rekayasa Genetika

Großansicht des Bildes mit der Bildunterschrift: Antibody yang dibuat dengan proses kultur jaringan.
Obat-obatan hasil rekayasa genetika atau Biologicals kini semakin banyak diproduksi. Walaupun dinyatakan aman, namun sering muncul dampak sampingan yang sulit diprediksi.

Metode umum pembuatan obat-obatan selama ini adalah meraciknya dari unsur aktif yang ada di alam atau dari unsur sintetisnya yang diproduksi secara kimiawi. Akan tetapi kedua metode ini memiliki keterbatasan. Misalnya saja, obat-obatan tidak dapat diproduksi dalam jumlah banyak secara cepat. Atau bahkan obat-obatan tertentu tidak bisa dibuat dengan prosedur tsb. Karena itu dalam beberapa tahun belakangan ini dikembangkan metode pembuatan obat-obatan dengan cara rekayasa genetika. Di Eropa saja saat ini tercatat lebih dari 130 jenis obat-obatan yang mengandung 100 unsur aktif yang dibuat secara rekayasa genetika, yang sudah mendapat izin pemasaran. Unsur aktifnya diproduksi dengan bantuan bakteri, ragi atau sel binatang memamah biak dalam bejana dari baja tahan karat atau instalasi fermentasi.

Obat-obatan yang dibuat dari unsur aktif yang diproduksi dengan rekayasa genetika, biasanya digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan masalah metabolisme dalam tubuh kita sendiri. Misalnya penyakit diabetes, kanker, anemia, rematik arthritis atau juga psoriasis atau kulit bersisik. Demikian diungkapkan prof. Gerd Glaeske anggota pakar di dewan penilai untuk masalah kesehatan di Jerman.
Glaeske mengungkapkan lebih lanjut penyebab penyakit dan mengapa digunakan obat dari rekayasa genetika : “Obat-obatan yang diproduksi dengan rekayasa genetika terutama digunakan mengobati penyakit yang diakibatkan gagalnya sistem kekebalan tubuh. Dalam situasi normal ini adalah sistem perlindungan tubuh yang kita miliki. Dalam kasus ini, sistemnya berubah menjadi agresif dan menyerang tubuh kita sendiri. Misalnya dalam kasus penyakit Psoriasis atau kulit bersisik dan rematik Arthritis. Untuk melawan penyakit semacam ini, sekarang terutama digunakan Biologicals jika pasiennya tidak dapat dirawat dengan cara lain.“

Apa yang disebut Biologicals adalah obat-obatan khusus yang dibuat dengan cara rekayasa genetika. Istilahnya mengacu pada proses produksinya dengan cara bio-teknologi biasanya dengan cara kultur jaringan. Obat-obatan jenis ini dipandang amat menjanjikan bagi penyembuhan penyakit yang disebut auto-imunitas, yang sulit disembuhkan dengan obat-obatan konvensional. Lebih jauh Glaeske memaparkan: “Biologicals biasanya adalah molekul protein bervolume besar. Dalam arti, saya mengenali perbedaan besarnya molekulnya. Sejauh ini, Biologicals adalah bentuk khusus dari unsur yang diproduksi secara rekayasa genetika.“
Alkohol
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Artikel ini adalah tentang senyawa kimia. Untuk minuman beralkohol, lihat pula minuman keras
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Struktur
o 1.1 Rumus kimia umum
2 Penggunaan
o 2.1 Otomotif
3 Nama-nama untuk alkohol
4 Sifat fisika
5 pH
6 Metanol dan etanol
7 Alkohol umum

[sunting] Struktur
Gugus fungsional alkohol adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon hibridisasi sp3. Ada tiga jenis utama alkohol - 'primer', 'sekunder, dan 'tersier'. Nama-nama ini merujuk pada jumlah karbon yang terikat pada karbon C-OH. Etanol dan metanol (gambar di bawah) adalah alkohol primer. Alkohol sekunder yang paling sederhana adalah propan-2-ol, dan alkohol tersier sederhana adalah 2-metilpropan-2-ol.
[sunting] Rumus kimia umum
Rumus kimia umum alkohol adalah CnH2n+1OH'
[sunting] Penggunaan
[sunting] Otomotif
Alkohol dapat digunakan sebagai bahan bakar otomotif. Ethanol dan methanol dapat dibuat untuk membakar lebih bersih dibanding gasoline atau diesel. Alkohol dapat digunakan sebagai antifreeze di radiator. Untuk menambah penampilan Mesin pembakaran dalam, methanol dapat disuntikan kedalam mesin Turbocharger dan Supercharger. Ini akan mendinginkan masuknya udara kedalam pipa masuk, menyediakan masuknya udara yang lebih padat.
[sunting] Nama-nama untuk alkohol
Ada dua cara menamai alkohol: nama umum dan nama IUPAC.
Nama umum biasanya dibentuk dengan mengambil nama gugus alkil, lalu menambahkan kata "alkohol". Contohnya, "metil alkohol" atau "etil alkohol".
Nama IUPAC dibentuk dengan mengambil nama rantai alkananya, menghapus "a" terakhir, dan menambah "ol". Contohnya, "metanol" dan "etanol".
[sunting] Sifat fisika
Gugus hidroksil mengakibatkan alkohol bersifat polar.
[sunting] pH
Alkohol adalah asam lemah.
[sunting] Metanol dan etanol
Dua alkohol paling sederhana adalah metanol dan etanol (nama umumnya metil alkohol dan etil alkohol) yang strukturnya sebagai berikut:
H H H
| | |
H-C-O-H H-C-C-O-H
| | |
H H H
metanol etanol
Dalam peristilahan umum, "alkohol" biasanya adalah etanol atau grain alcohol. Etanol dapat dibuat dari fermentasi buah atau gandum dengan ragi. Etanol sangat umum digunakan, dan telah dibuat oleh manusia selama ribuan tahun. Etanol adalah salah satu obat rekreasi (obat yang digunakan untuk bersenang-senang) yang paling tua dan paling banyak digunakan di dunia. Dengan meminum alkohol cukup banyak, orang bisa mabuk. Semua alkohol bersifat toksik (beracun), tetapi etanol tidak terlalu beracun karena tubuh dapat menguraikannya dengan cepat.
[sunting] Alkohol umum
isopropil alkohol (sec-propil alcohol, propan-2-ol, 2-propanol) H3C-CH(OH)-CH3, atau alkohol gosok
etilena glikol (etana-1,2-diol) HO-CH2-CH2-OH, yang merupakan komponen utama dalam antifreeze
gliserin (atau gliserol, propana-1,2,3-triol) HO-CH2-CH(OH)-CH2-OH yang terikat dalam minyak dan lemak alami, yaitu trigliserida (triasilgliserol)
Fenol adalah alkohol yang gugus hidroksilnya terikat pada cincin benzena
Alkohol digunakan secara luas dalam industri dan sains sebagai pereaksi, pelarut, dan bahan bakar. Ada lagi alkohol yang digunakan secara bebas, yaitu yang dikenal di masyarakat sebagai spirtus. Awalnya alkohol digunakan secara bebas sebagai bahan bakar. Namun untuk mencegah penyalahgunaannya untuk makanan atau minuman, maka alkohol tersebut didenaturasi. denaturated alcohol disebut juga methylated spirit, karena itulah maka alkohol tersebut dikenal dengan nama spirtus.
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Alkohol"


Mengenali Obat Flu yang Dijual Bebas
Aris Widayati
PERGANTIAN musim dari kemarau ke hujan sering kali memberikan dampak munculnya penyakit yang sering disebut "flu", dan penyakit ini cenderung akan tinggi prevalensinya pada musim hujan.
Penyakit yang disebut flu ini dikenali dari gejalanya yang berupa pilek, batuk, demam, sakit kepala/pusing dan badan sering kali lemas. Flu dianggap penyakit ringan karena gejalanya mampu dikenali sendiri oleh penderita.
Dan, dengan penggunaan obat flu yang banyak dijual bebas, maka gejala-gejala yang muncul akan hilang (self-limited disease) sehingga masyarakat cenderung melakukan pengobatan sendiri (self medication) untuk penyakit ini.
Yang perlu dicermati adalah bagaimana memilih obat flu yang sesuai. Obat flu yang dijual bebas relatif banyak jenisnya, yang kalau diperhatikan komposisinya akan banyak pula variasinya. Dari sisi harga pun banyak pula variasinya. Sebelum menjatuhkan pilihan atas suatu obat flu, tentu akan lebih baik kalau mengenali dahulu jenis atau variasinya. Dari komposisinya ada yang tunggal dan kombinasi.
Obat flu tunggal mengandung satu macam zat aktif yang mampu menghilangkan satu atau lebih gejala flu. Sebagai contoh, obat flu tunggal yang mengandung zat aktif parasetamol atau asetaminofen dapat mengatasi gejala pusing atau sakit kepala dan demam.
Cukup banyak merek atau nama dagang dari obat flu yang mengandung zat aktif parasetamol ini. Obat flu tunggal yang mengandung zat aktif dekstrometorfan hanya akan menghilangkan batuk saja (antitusif).
Obat flu yang hanya mengandung bromheksin hanya mengencerkan dahak saja sehingga mudah dikeluarkan (ekspektoran). Dalam menjatuhkan pilihan terhadap obat flu tunggal, konsumen harus mengenali betul gejala yang dirasakan saat itu sehingga dapat dengan tepat teratasi oleh zat aktif tunggal dalam obat flu tersebut.
Obat flu kombinasi dari sisi komposisinya relatif sangat variatif dan relatif banyak merek dagang yang tersedia.
Sering kali konsumen menjatuhkan pilihan pada obat flu tipe ini karena dari kemasan tertera banyaknya gejala yang dapat diatasi dengan obat flu kombinasi ini sekalipun terkadang penderita tidak merasakan semua gejala tersebut.
Penggunaan obat flu kombinasi tentu ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya adalah dapat mengatasi beberapa gejala sekaligus dengan satu kali penggunaan (praktis). Namun, kekurangannya adalah sering kali kombinasinya lebih dari tiga zat aktif (polifarmasi) atau mengandung lebih dari satu zat aktif yang aksi farmakologisnya atau khasiatnya sama, tetapi tidak bekerja secara sinergis sehingga tubuh penderita terpapar obat berlebihan tanpa memberikan efek terapi yang berbeda secara signifikan.
Menurut American Medical Association (AMA), kombinasi yang disarankan adalah mengandung tidak lebih dari tiga komponen zat aktif dari golongan farmakologi yang berbeda, atau tidak mengandung lebih dari satu zat aktif dari setiap golongan farmakologi yang sama.
Suatu evaluasi terhadap sebuah obat flu kombinasi yang berisi enam komponen, yaitu asetaminofen (demam, nyeri, atau pusing), fenilpropanolamin HCl (pelega hidung), levo-N-etilefedrina HCl (pelega napas/bronkodilator), CTM (antialergi), dekstrometorfan (antitusif/penekan batuk), dan gliseril guayakolat (ekspektoran/pengencer dahak) tertulis di kemasan "meredakan flu disertai batuk", relatif laris dibeli oleh penderita flu bahkan yang tidak ada gejala batuk.
Apakah pemilihan obat tersebut tepat? Tentu tidak sepenuhnya tepat karena, pertama komposisi obat flu tersebut lebih dari tiga zat aktif tidak direkomendasikan oleh AMA. Kedua, belum tentu dari keenam komponen tersebut semuanya dibutuhkan untuk meredakan gejala yang dialami penderita saat itu.
Ketiga, ada komponen yang punya aksi farmakologis yang bertentangan (antagonistik), yaitu antitusif dan ekspektoran. Evaluasi terhadap sebuah obat flu lain terdiri dari kombinasi empat macam, yaitu fenilpropanolamin, CTM, asetaminofen, dan salisilamida.
Digemari
Obat flu ini cukup digemari juga, bahkan oleh penderita flu yang disertai batuk padahal tidak ada zat aktifnya yang beraksi terhadap batuk. Kombinasi obat flu ini juga kurang sesuai karena mengandung lebih dari tiga zat aktif dan terdapat komponen dengan aksi farmakologis yang sama (asetaminofen dan salisilamida). Pemilihan obat dengan aksi yang berlebihan ataupun tanpa ada indikasinya tentu akan relatif berbahaya bagi tubuh.
Bagaimana cara tepat dan aman memilih obat flu?
Pertama, kenali betul gejala yang dirasakan, apakah demam, batuk, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan sakit kepala. Bisa jadi semua gejala tersebut dirasakan, tetapi dapat pula hanya kombinasi di antaranya.
Kedua, pilih obat flu dengan komposisi yang mempunyai indikasi untuk gejala tersebut. Misalnya, asetaminofen atau parasetamol untuk demam dan sakit kepala, atau fenilpropanolamin untuk hidung tersumbat.
Apabila terdapat kombinasi gejala, pilih kombinasi obat yang paling ringkas (tidak lebih dari tiga komponen), dengan indikasi sesuai dengan gejala tersebut. Ketiga, pastikan bahwa keadaan penderita tidak berkontraindikasi dengan zat aktif dalam obat flu tersebut.
Misalnya, penderita asma perlu hati-hati dalam menggunakan obat flu dengan kandungan asam asetilsalisilat (aspirin) karena aspirin dapat menimbulkan bronkokontriksi yang berakibat sesak napas dan aspirin kontraindikasi apabila digunakan oleh penderita yang mempunyai riwayat tukak lambung parah. Keempat, pastikan dosis dan aturan pakainya sesuai dengan penderita. Misalnya, tablet obat flu untuk dewasa 1 tablet diminum 3-4 kali sehari, untuk anak (6-12 tahun) 0,5 tablet tiga sampai 4 kali sehari.
Aturan pakai tiga kali sehari berarti setiap delapan jam sehari. Perhatikan juga ada obat flu yang akan aman kalau diminum segera setelah makan atau ketika lambung terisi makanan karena sifatnya yang mengiritasi lambung, misalnya aspirin dan asetaminofen.
Kelima, setelah minum obat flu, waspadalah terhadap kemungkinan efek samping yang muncul (adverse drug reaction). Setiap zat aktif akan berpotensi menimbulkan efek samping, tetapi ada yang kejadiannya dapat diramalkan sebelumnya atau tergantung dengan dosis.
Ada pula yang tidak dapat diramalkan sama sekali dan bersifat sangat individual. Langkah tepat apabila muncul efek yang tidak diinginkan, seperti kulit gatal kemerahan, bengkak, atau jantung berdebar-debar dan lain sebagainya, adalah segera menghentikan pemakaian dan periksa ke pelayanan kesehatan terdekat.
Penderita dapat memastikan bahwa obat flu yang dipilih telah sesuai dengan kondisinya kepada tenaga kesehatan yang dapat ditemui (misalnya dokter, perawat, apoteker).
Apabila membeli obat di apotek, penderita dapat bertanya langsung kepada apoteker di apotek tentang pilihan obatnya. Obat flu yang dijual bebas ini memang dapat dibeli di toko-toko biasa karena memang tidak hanya apotek yang boleh menjual.
Bahkan, obat flu juga dapat dibeli di warung-warung rokok pinggir jalan. Penderita harus bijaksana dalam membeli dengan melihat waktu kedaluwarsa obatnya.
Sebenarnya akan relatif lebih terjamin apabila mendapatkan di apotek karena dengan pengawasan teratur dari Badan POM (Pengawasan Obat dan Makanan), maka obat-obat yang tersedia di apotek relatif terjamin karena obat adalah komoditas khusus yang tidak boleh digunakan sembarangan sekalipun "hanya" obat flu dan langsung berhubungan dengan jiwa manusia.
Selain itu, penderita dapat memanfaatkan layanan informasi obat dari apoteker. Jadi, memilih obat flu tidaklah sepele, tetapi perlu memerhatikan rasio risiko dan keamanannya (risk and benefit ratio).
Aris Widayati Apoteker di Gulon, Magelang, Jawa Tengah, Staf Pengajar Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Aspirin
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari


Struktur kimia aspirin
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah suatu jenis obat dari keluarga salisilat yang sering digunakan sebagai analgesik (terhadap rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi. Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung.
Asal dari obat yang dikenal dengan "Aspirin" - ternyata dari zaman Yunani kuno, dan diperkenalkan oleh Bapak Para Dokter se-dunia - yaitu Hippocrates. Tentu saja Hippocrates tidak menyebut Aspirin, melainkan menyebut tumbuhan bernama willow yang bila batangnya dikeringkan dan dijadikan bubuk, dapat menghilangkan rasa sakit.
Ribuan tahun berlalu, hingga di tahun 1829, para ilmuwan berhasil mengisolasi bahan dalam tumbuhan willow yang berfungsi meredakan rasa sakit. Bahan tersebut bernama salicin. Bahan ini dapat menghilangkan sakit, tapi memiliki efek samping terhadap perut - manfaat dan mudaratnya sama besar. Tentu saja harus ada jalan keluar. Di tahun 1853, seorang ahli kimia Perancis bernama Charles Frederic Gerhardt berhasil menetralkan salicin alami menjadi asam salisilat (salicylic acid) lewat penyanggaan (buffering) dengan natrium dan asam asetat. Asam salisilat ini lebih "ramah" terhadap perut.
Di tahun 1899, seorang ahli kimia Jerman, bernama Felix Hoffmann, yang bekerja bagi Bayer, menemukan kembali formula Gerhardt. Hoffmann membujuk Bayer untuk memasarkan obat itu, yang selanjutnya muncul di pasar dengan nama pasaran "Aspirin".
Aspirin adalah obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk tablet. Sebelumnya, obat diperdagangkan dalam bentuk bubuk (puyer). Dalam menyambut Piala Dunia FIFA 2006 di Jerman, replika tablet aspirin raksasa dipajang di Berlin sebagai bagian dari pameran terbuka Deutschland, Land der Ideen ("Jerman, negeri berbagai ide").
Aspirin

Anti Inflamasi Non Steroid (AINS) sudah lama dikenal sebagai salah satu faktor agresif eksogen yang menyebabkan kerusakan sawar (barier) mukosa lambung, baik secara lokal maupun sistemik (Wongso dkk., 1992). Aspirin adalah asam organik lemah yang unik diantara obat-obat AINS dalam asetilasi (dan juga inaktivasi) siklooksigenase ireversibel. AINS lain termasuk salisilat, semuanya penghambat siklooksigenase reversible. Aspirin cepat dideasetilasi oleh esterase dalam tubuh, menghasilkan salisilat, yang mempunyai efek anti-inflamasi, anti-piretik, dan analgesik (Mycek dkk., 2001).
Asam salisilat adalah asam organik sederhana dengan pKa 3,0. Aspirin (asam asetilsalisilat) mempunyai pKa 3,5. Ini kira-kira 50% lebih kuat daripada natrium salisilat, walaupun senyawa ini kurang mengiritasi lambung. Salisilat cepat diabsorbsi dari lambung dan usus halus bagian atas, kadar puncak dalam plasma dicapai dalam waktu 1-2 jam. Suasana asam di dalam lambung menyebabkan sebagian besar dari salisilat terdapat dalam bentuk nonionisasi, sehingga memudahkan absorpsi. Walaupun begitu, bila salisilat dalam konsentrasi tinggi memasuki sel mukosa, maka obat tersebut dapat merusak barier mukosa. Jika pH lambung ditingkatkan oleh penyangga yang cocok sampai pH 3,5 atau lebih, maka iritasi terhadap lambung berkurang. Aspirin diabsorbsi begitu saja dan dihidrolisis menjadi asam asetat dan salisilat oleh esterase di dalam jaringan dan darah (Katzung, 1997).
Prostaglandin tromboksan A2 adalah suatu produk arakidonat yang menyebabkan trombosit untuk mengubah bentuknya, melepas granulnya dan beragregasi. Aspirin menghambat sintesis tromboksan A2 dengan mengasetilasi secara ireversibel enzim siklooksigenase, yang mengkatalisis perubahan asam arakidonat menjadi senyawa endoperoksida, pada dosis tepat, obat ini akan menurunkan pembentukan prostaglandin maupun tromboksan A2 tetapi tidak leukotrien (Katzung, 1997).
Pada dosis rendah, salisilat menunjukan aktivitas analgesik, hanya pada dosis lebih tinggi obat-obat ini menunjukkan aktivitas anti inflamasi (Mycek dkk., 2001). Dosis optimum analgesik atau antipiretik aspirin, lebih kecil dari dosis oral 0,6 mg yang lazim digunakan. Dosis yang lebih besar dapat memperpanjang efeknya. Dosis lazim dapat diulang setiap 4 jam dan dosis lebih kecil (0,3 g) setiap 3 jam. Dosis antiinflamasi rata-rata 4 g per hari dapat ditoleransi oleh kebanyakan orang dewasa (Katzung, 2001).
Aspirin sebagai anti-inflamasi, anti-piretik, dan analgesik, tetapi juga mempunyai efek samping pada saluran cerna. Dengan adanya aspirin, prostanoid-prostanoid tidak terbentuk, yang mengakibatkan sekresi asam lambung meningkat dan mukus protektif berkurang. Secara normal, prostasiklin (PGI2) menghambat sekresi asam lambung, sedangkan PGE¬2 dan PGF2? merangsang sintesis mukus protektif dalam lambung dan usus kecil. Selain itu, efek aspirin yang juga menghambat tromboxan A2 bisa mengakibatkan perdarahan pada saluran cerna. Sehingga aspirin dapat menyebabkan distres epigastrium, ulkus, dan perdarahan (Mycek dkk., 2001; Yuan dkk., 2006).
Efek topikal dari AINS adalah erosi gaster yang superficial dan lesi petekie. Bagaimanapun juga, risiko ulkus gastroduodenal tidak berkurang dengan penggunaan AINS secara parental atau rektal yang mengindikasi munculnya luka dari efek sistemik AINS pada mukosa gastrointestinal. Risiko terbesar dari perkembangan terjadinya ulkus selama 3 bulan pertama dari penggunaan AINS, setelah itu, risiko menurun tetapi terus-menerus terjadi (Shrestha & Lau, 2006). Hasil evaluasi endoskopi pada penderita yang mendapatkan AINS menunjukkan adanya iritasi mukosa lambung berupa petekie, bahkan dapat timbul ulkus pada mukosa lambung. Secara lokal umumnya obat-obat AINS telah menyebabkan iritasi mukosa, bila terjadi kontak selama 3 jam, dengan endoskopi tampak tanda-tanda perdarahan mikroskopik. Secara sistemik obat-obat AINS ini menghambat pembentukan PGE2 yang berfungsi sebagai proteksi mukosa lambung (Wongso dkk., 1992).
Posted On: April 13th, 2009
Posted In: Farmakologi
Tags: ains, asam salisilat, aspirin, lambung, prostaglandin

Etanol
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Templat:Chembox Elements
Etanol






Nama Sistematis
Ethanol
Nama lain Ethyl alcohol; grain alcohol; pure alcohol; hydroxyethane; drinking alcohol; ethyl hydrate
Identifikasi
Nomor CAS
[64-17-5]
Nomor RTECS
KQ6300000
SMILES
CCO
Sifat
Penampilan colorless clear liquid
Densitas
0.789 g/cm3
Titik leleh
−114.3 °C, 159 K, -174 °F
Titik didih
78.4 °C, 352 K, 173 °F
Kelarutan dalam air
Fully miscible

Keasaman (pKa)
15.9
Viskositas
1.200 mPa•s (cP) at 20.0 °C
Momen dipol
5.64 fC•fm (1.69 D) (gas)
Bahaya
Klasifikasi EU
Templat:Hazchem F

NFPA 704

3
1
0

Frasa-R
R11 Templat:R20 Templat:R21 Templat:R22 Templat:R36

Frase-S
S2 S7 S16
Titik nyala
286.15 K (13 °C or 55.4 °F)
Senyawa terkait
Senyawa terkait methanol, propanol

Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25 °C, 100 kPa)
Sangkalan dan referensi

Etanol (disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja), adalah alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena sifatnya yang tidak beracun bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan industri makanan dan minuman. Etanol tidak berwarna dan tidak berasa tapi memilki bau yang khas. Bahan ini dapat memabukkan jika diminum. Etanol sering ditulis dengan rumus EtOH. Rumus molekul etanol adalah C2H5OH atau rumus empiris C2H6O.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Sejarah
2 Pembuatan
3 Penggunaan
4 Referensi

[sunting] Sejarah
Etanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai bahan pemabuk dalam minuman beralkohol. Residu yang ditemukan pada peninggalan keramik yang berumur 9000 tahun dari China bagian utara menunjukkan bahwa minuman beralkohol telah digunakan oleh manusia prasejarah dari masa Neolitik.[1]
Etanol dan alkohol membentuk larutan azeotrop. Karena itu pemurnian etanol yang mengandung air dengan cara penyulingan biasa hanya mampu menghasilkan etanol dengan kemurnian 96%. Etanol murni (absolut) dihasilkan pertama kali pada tahun 1796 oleh Johan Tobias Lowitz yaitu dengan cara menyaring alkohol hasil distilasi melalui arang.
Lavoisier menggambarkan bahwa etanol adalah senyawa yang terbentuk dari karbon, hidrogen dan oksigen. Pada tahun 1808 Saussure dapat menentukan rumus kimia etanol. Limapuluh tahun kemudian (1858), Couper menerbitkan rumus bangun etanol. Dengan demikian etanol adalah salah satu senyawa kimia yang pertama kali ditemukan rumus bangunnya.[2]
[sunting] Pembuatan
Etanol dapat dibuat dengan beberapa cara sebagai berikut:
Etanol untuk konsumsi umumnya dihasilkan dengan proses fermentasi atau peragian bahan makanan yang mengandung pati atau karbohidrat, seperti beras, dan umbi. Alkohol yang dihasilkan dari proses fermentasi biasanya berkadar rendah. Untuk mendapatkan alkohol dengan kadar yang lebih tinggi diperlukan proses pemurnian melalui penyulingan atau distilasi. Etanol untuk keperluan industri dalam skala lebih besar dihasilkan dari fermentasi tetes, yaitu hasil samping dalam industri gula tebu atau gula bit.
Melalui sintesis kimia melalui antara reaksi gas etilen dan uap air dengan asam sebagai katalis. Katalis yang dipakai misalnya asam fosfat. Asam sulfat dapat juga dipakai sebagai katalis, namun dewasa ini sudah jarang dipakai.
[sunting] Penggunaan
Pelarut
Campuran minuman (intoxicant)
Sintesis bahan kimia lain
[sunting] Referensi
1. ^ Roach, J. (18 Juli 2005) "9,000-Year-Old Beer Re-Created From Chinese Recipe." National Geographic News., diakses 14 November 2005.
2. ^ Couper, A.S. (1858). "On a new chemical theory." Philosophical magazine 16, 104–116. Online reprint


Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.

Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton.

Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi.

Reaksi
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.

Persamaan Reaksi Kimia
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)

Dijabarkan sebagai
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP)
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.
Sumber: Teks sesuai aslinya dari wikipedia, gambar


Rabu, 13 Mei 2009


Riset & Publikasi


Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) Terhadap Frekuensi dan Lama Diare serta Kadar Air Feses Mencit

Author : Setyo Sri Rahardjo, Dwi Nur Cahyani



Penyakit diare merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia, terutama pada bayi dan balita. Angka kesakitannya 200-400 kejadian pada 1000 penduduk tiap tahunnya. Daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) mengandung senyawa tanin yang mempunyai beberapa efek farmakologis, antara lain efek antidiare karena sifat astringen yang dimiliki senyawa tanin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun jati belanda terhadap frekuensi dan lama diare serta kadar air feses mencit.
Penelitian ini menggunakan 30 ekor mencit jantan galur swiss webster berat badan 20-30 g dibagi dalam 5 kelompok secara acak. Kelompok I diberi aquades secukupnya (kontrol negatif), Kelompok II diberi loperamid 0,06 mg/20 g bb (kontrol positif), Kelompok III diberi ekstrak etanol daun jati belanda per oral setara dengan 13,65 mg/20 g bb, Kelompok IV diberi ekstrak etanol daun jati belanda per oral setara dengan 20,47 mg/20 g bb, Kelompok V diberi ekstrak etanol daun jati belanda per oral setara dengan 27,30 mg/20 g bb. Satu jam sebelumnya semua mencit diinduksi dengan oleum ricini sebanyak 0,5 ml/20 mg bb untuk menimbulkan diare. Frekuensi dan lama diare diamati pada 45 menit pertama sampai keenam, kadar air dalam tinja dihitung pada 45 menit kedua dan 45 menit keenam. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji anava untuk membandingkan perbedaan di antara kelima kelompok.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan ekstrak etanol daun jati belanda secara bermakna (p<0,05) terhadap frekuensi dan lama diare pada kelima kelompok. Tetapi untuk pengukuran kadar air dalam tinja, terdapat perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05) pada kelima kelompok, walaupun demikian terjadi kecenderungan bahwa pada peningkatan dosis ekstrak etanol daun jati belanda disertai berkurangnya kadar air feses. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun jati belanda mempunyai pengaruh mengurangi frekuensi dan lama diare, tetapi tidak menurunkan kadar air feses.

Kata kunci : daun jati belanda, frekuensi diare, lama diare, kadar air feses



Metanol
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Methanol






Nama Sistematis
methanol
Nama lain hydroxymethane
methyl alcohol
methyl hydrate
wood alcohol
carbinol
Identifikasi
Nomor CAS
[67-56-1]
Nomor RTECS
PC1400000
SMILES
CO
Sifat
Rumus molekul
CH3OH
Massa molar
32.04 g/mol
Penampilan colorless liquid
Densitas
0.7918 g/cm³, liquid
Titik leleh
–97 °C, -142.9 °F (176 K)
Titik didih
64.7 °C, 148.4 °F (337.8 K)
Kelarutan dalam air
Fully miscible

Keasaman (pKa)
~ 15.5
Viskositas
0.59 mPa•s at 20 °C

Momen dipol
1.69 D (gas)

Bahaya
Klasifikasi EU
Flammable (F)
Toxic (T)
NFPA 704

3
3
1

Frasa-R
R11, R23/24/25, Templat:R39/23/24/25

Frase-S
(S1/2), S7, S16, S36/37, S45
Titik nyala
11 °C
Senyawa terkait
alkanols terkait
ethanol
propanol
butanol

Senyawa terkait chloromethane
methoxymethane

Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25 °C, 100 kPa)
Sangkalan dan referensi


Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada "keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol). Ia digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol industri.
Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri. Hasil proses tersebut adalah uap metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah beberapa hari, uap metanol tersebut akan teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan sinar matahari menjadi karbon dioksida dan air.
Reaksi kimia metanol yang terbakar di udara dan membentuk karbon dioksida dan air adalah sebagai berikut:
2 CH3OH + 3 O2 → 2 CO2 + 4 H2O
Api dari metanol biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati bila berada dekat metanol yang terbakar untuk mencegah cedera akibat api yang tak terlihat.
Karena sifatnya yang beracun, metanol sering digunakan sebagai bahan additif bagi pembuatan alkohol untuk penggunaan industri; Penambahan "racun" ini akan menghindarkan industri dari pajak yang dapat dikenakan karena etanol merupakan bahan utama untuk minuman keras (minuman beralkohol). Metanol kadang juga disebut sebagai wood alcohol karena ia dahulu merupakan produk samping dari distilasi kayu. Saat ini metanol dihasilkan melului proses multi tahap. Secara singkat, gas alam dan uap air dibakar dalam tungku untuk membentuk gas hidrogen dan karbon monoksida; kemudian, gas hidrogen dan karbon monoksida ini bereaksi dalam tekanan tinggi dengan bantuan katalis untuk menghasilkan metanol. Tahap pembentukannya adalah endotermik dan tahap sintesisnya adalah eksotermik.
[sunting] Sejarah
Dalam proses pengawetan mayat, orang Mesir kuno menggunakan berbagai macam campuran, termasuk di dalamnya metanol, yang mereka peroleh dari pirolisis kayu. Methanol murni, pertama kali berhasil diisolasi tahun 1661 oleh Robert Boyle, yang menamakannya spirit of box, karena ia menghasilkannya melalui distilasi kotak kayu. Nama itu kemudian lebih dikenal sebagai pyroxylic spirit (spiritus). Pada tahun 1834, ahli kimia Perancis Jean-Baptiste Dumas dan Eugene Peligot menentukan komposisi kimianya. Mereka juga memperkenalkan nama methylene untuk kimia organik, yang diambil dari bahasa Yunani methy = "anggur") + hŷlē = kayu (bagian dari pohon). Kata itu semula dimaksudkan untuk menyatakan "alkohol dari (bahan) kayu", tetapi mereka melakukan kesalahan.
Kata methyl pada tahun 1840 diambil dari methylene, dan kemudian digunakan untuk mendeskripsikan "metil alkohol". Nama ini kemudian disingkat menjadi "metanol" tahun 1892 oleh International Conference on Chemical Nomenclature. Suffiks [-yl] (indonesia {il}) yang digunakan dalam kimia organik untuk membentuk nama radikal-radikal, diambil dari kata "methyl".
Pada tahun 1923, ahli kimia Jerman, Matthias Pier, yang bekerja untuk BASF mengembangkan cara mengubah gas sintesis (syngas / campuran dari karbon dioksida and hidrogen) menjadi metanol. Proses ini menggunakan katalis zinc chromate (seng kromat), dan memerlukan kondisi ekstrim —tekanan sekitar 30–100 MPa (300–1000 atm), dan temperatur sekitar 400 °C. Produksi metanol modern telah lebih effisien dengan menggunakan katalis tembaga yang mampu beroperasi pada tekanan relatif lebih rendah.
Penggunaan metanol sebagai bahan bakar mulai mendapat perhatian ketika krisis minyak bumi terjadi di tahun 1970-an karena ia mudah tersedia dan murah. Masalah timbul pada pengembangan awalnya untuk campuran metanol-bensin. Untuk menghasilkan harga yang lebih murah, beberapa produsen cenderung mencampur metanol lebih banyak. Produsen lainnya menggunakan teknik pencampuran dan penanganan yang tidak tepat. Akibatnya, hal ini menurunkan mutu bahan bakar yang dihasilkan. Akan tetapi, metanol masih menarik utuk digunakan sebagai bahan bakar bersih. Mobil-mobil dengan bahan bakar fleksibel yang dikeluarkan oleh General Motors, Ford dan Chrysler dapat beroperasi dengan setiap kombinasi etanol, metanol dan/atau bensin.
[sunting] Produksi
Saat ini, gas sintesis umumnya dihasilkan dari metana yang merupakan komponen dari gas alam. Terdapat tiga proses yang dipraktekkan secara komersial.
Pada tekanan sedang 1 hingga 2 MPa (10–20 atm) dan temperatur tinggi (sekitar 850 °C), metana bereaksi dengan uap air (steam) dengan katalis nikel untuk menghasilkan gas sintesis menurut reaksi kimia berikut:
CH4 + H2O → CO + 3 H2
Reaksi ini, umumnya dinamakan steam-methane reforming atau SMR, merupakan reaksi endotermik dan limitasi perpindahan panasnya menjadi batasan dari ukuran reaktor katalitik yang digunakan.
Metana juga dapat mengalami oksidasi parsial dengan molekul oksigen untuk menghasilkan gas sintesis melalui reaksi kimia berikut:
2 CH4 + O2 → 2 CO + 4 H2
reaksi ini adalah eksotermik dan panas yang dihasilkan dapat digunakan secara in-situ untuk menggerakkan reaksi steam-methane reforming. Ketika dua proses tersebut dikombinasikan, proses ini disebut sebagai autothermal reforming. Rasio CO and H2 dapat diatur dengan menggunakan reaksi perpindahan air-gas (the water-gas shift reaction):
CO + H2O → CO2 + H2,
untuk menghasilkan stoikiometri yang sesuai dalam sintesis metanol.
Karbon monoksida dan hidrogen kemudian bereaksi dengan katalis kedua untuk menghasilkan metanol. Saat ini, katalis yang umum digunakan adalah campuran tembaga, seng oksida, dan alumina, yang pertama kali digunakan oleh ICI di tahun 1966. Pada 5–10 MPa (50–100 atm) dan 250 °C, ia dapat mengkatalisis produksi metanol dari karbon monoksida dan hidrogen dengan selektifitas yang tinggi:
CO + 2 H2 → CH3OH
Sangat perlu diperhatikan bahwa setiap produksi gas sintesis dari metana menghasilkan 3 mol hidrogen untuk setiap mol karbon monoksida, sedangkan sintesis metanol hanya memerlukan 2 mol hidrogen untuk setiap mol karbon monoksida. Salah satu cara mengatasi kelebihan hidrogen ini adalah dengan menginjeksikan karbon dioksida ke dalam reaktor sintesis metanol, dimana ia akan bereaksi membentuk metanol sesuai dengan reaksi kimia berikut:
CO2 + 3 H2 → CH3OH + H2O
Walaupun gas alam merupakan bahan yang paling ekonomis dan umum digunakan untuk menghasilkan metanol, bahan baku lain juga dapat digunakan. Ketika tidak terdapat gas alam, produk petroleum ringan juga dapat digunakan. Di Afrika Selatan, sebuah perusahaan (Sasol) menghasilkan metanol dengan menggunakan gas sintesis dari batu bara.
[sunting] Kegunaan
Metanol digunakan secara terbatas dalam mesin pembakaran dalam, dikarenakan metanol tidak mudah terbakar dibandingkan dengan bensin. Metanol campuran merupakan bahan bakar dalam model radio kontrol.
Salah satu kelemahan metanol sebagai bahan bakar adalah sifat korosi terhadap beberapa logam, termasuk aluminium. Metanol, merupakan asam lemah, menyerang lapisan oksida yang biasanya melindungi aluminium dari korosi:
6 CH3OH + Al2O3 → 2 Al(OCH3)3 + 3 H2O
Ketika diproduksi dari kayu atau bahan oganik lainnya, metanol organik tersebut merupakan bahan bakar terbarui yang dapat menggantikan hidrokarbon. Namun mobil modern pun masih tidak bisa menggunakan BA100 (100% bioalkohol) sebagai bahan bakar tanpa modifikasi. Metanol juga digunakan sebagai solven dan sebagai antifreeze, dan fluida pencuci kaca depan mobil.
Penggunaan metanol terbanyak adalah sebagai bahan pembuat bahan kimia lainnya. Sekitar 40% metanol diubah menjadi formaldehyde, dan dari sana menjadi berbagai macam produk seperti plastik, plywood, cat, peledak, dan tekstil.
Dalam beberapa pabrik pengolahan air limbah, sejumlah kecil metanol digunakan ke air limbah sebagai bahan makanan karbon untuk denitrifikasi bakteri, yang mengubah nitrat menjadi nitrogen.
bahan bakar direct-metanol unik karena suhunya yang rendah, operasi pada tekanan atmofser, mengijinkan mereka dibuat kecil. Ditambah lagi dengan penyimpanan dan penanganan yang mudah dan aman membuat metanol dapat digunakan dalam perlengkapan elektronik.
OBAT JERAWAT
Jerawat merupakan kelainan pada kulit akibat penyumbatan muara saluran lemak sehingga terjadi penumpukan lemak dan disertai radang. Penggunaan obat jerawat hanya dimaksudkan untuk mengurangi gejala-gejala yang timbul, mencegah terjadinya bekas luka yang permanen dan untuk mencegah infeksi.
1. Pembagian Obat Jerawat Topikal
Obat jerawat terdapat dalam bentuk sediaan topikal atau obat luar berupa salep, krim, lotion, jeli dan sabun.
Obat jerawat topikal dibagi menjadi 2 yaitu dengan komedolitik/keratolitik dan antibiotik. Hal ini tergantung dari beratnya radang/infeksi yang diderita.
a. Obat jerawat jenis komedolitik/keratolitik
Obat jerawat jenis komedolitik/keratolitik bisa didapat di pasaran sebagai obat bebas. Zat aktif yang terkandung dalam obat jerawat jenis obat bebas adalah benzoil peroksida, asam salisilat, resorsinol.
Benzoil peroksida bekerja secara perlahan-lahan melepaskan oksigen aktif yang memberikan efek bakteriostatik juga mempunyai efek keratolitik dan mengeringkan sehingga dapat menunjang efek pengobatan.
Resorsinol mempunyai efek antifungi, antibakteri dan keratolitik, sedangkan Asam salisilat mempunyai sifat keratolitik, yang dapat melunakkan kulit sehingga dapat membantu penyerapan obat lain dan fungisida yang lemah.
Sedangkan obat jerawat yang perlu resep dokter sebagai komedolitik/ keratolitik adalah azelaic acid, tretinoin dan turunannya.
b. Obat jerawat jenis antibiotika
Antibiotika untuk obat jerawat adalah klindamisin, eritromisin, dalam sediaannya bisa tunggal atau kombinasi dengan tretinoin atau benzoil peroksida. Kombinasi ini bertujuan untuk mencegah resistensi.
Selainitu ada juga kombinasi hormon digunakan sebagai obat jerawat yang dapat mencegah dan mengurangi jerawat.
2. Efek Samping dan Hal Yang perlu Diperhatikan
Hal yang perlu diperhatikan:
a. Obat jerawat yang mengandung asam salisiat dan resorsinol tidak boleh digunakan pada permukaan kulit yang luas terutama pada anak-anak. Bila terjadi alergi hentikan penggunaan.
b. Sebelum penggunaan obat jerawat, kulit dibersihkan dahulu sebaiknya penggunaannya dilakukan sesudah mandi.
Efek samping umumnya iritasi dan timbulnya reaksi alergi pada kulit.
• Informasi Jerawat
Jerawat merupakan momok "mengerikan" bagi kaum remaja tetapi jerawat juga dapat menimpa orang dewasa. Jerawat disebabkan oleh pori-pori yang tersumbat dan bakteri dalam kulit. Minyak dari kelenjar bergabung dengan kulit mati menutup pori-pori yang juga disebut folikel.
Folikel jadi menonjol, menghasilkan jerawat dan beberapa tipe noda pada wajah:
a. Kepala putih: pori tersumbat yang tidak memiliki bukaan.
b. Kepala hitam: pori terbuka dan memiliki permukaan gelap.
c. Jerawat: bintik kemerah-merahan yang menandakan adanya infeksi karena bakteri pada pori yang tersumbat.
d. Kista: benjolan tebal di bawah permukaan kulit anda, terbentuk karena menumpuknya sekresi-sekresi.
Jerawat paling umum menimpa kaum remaja karena perubahan hormon sehingga menyebabkan merangsang kelenjar sebaceous. Kelenjar-kelenjar sebaceous mengeluarkan lemak yang disebut sebum yang melumasi rambut dan kulit anda.
e. Penyebab jerawat
Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab timbulnya jerawat antara lain: keturunan, ras, makanan berlemak, psikis/pikiran, pengaruh hormonal yang merupakan faktor terpenting karena pada umumnya jerawat mulai timbul pada masa akil baliq dimana terjadi perubahan-perubahan aktivitas hormon dalam tubuh.
f. Perawatan jerawat
• Menjaga kebersihan kulit dan pola makanan yang tidak rnengandung lemak dapat mencegah jerawat.
• Tidak dianjurkan untuk memencet atau memecahkan jerawat karena dapat menimbulkan bekas luka yang permanen, penyebaran infeksi dan infeksi sekunder.
Untuk pemilihan obat jerawat yang tepat ada baiknya anda periksakan diri dan konsultasi ke dokter spesialis kulit.
Di apotik online medicastore anda dapat mencari obat jerawat dengan merk yang berbeda dengan isi yang sama secara mudah dengan mengetikkan di search engine medicastore. Sehingga anda dapat memilih dan beli obat kulit sesuai dengan kemampuan anda.



RHEOLOGI
24 11 2008
Rheologi berasal dari bahasa Yunani yaitu rheo dan logos. Rheo berarti mengalir, dan logos berarti ilmu. Sehingga rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran zat cair dan deformasi zat padat. Rheologi erat kaitannya dengan viskositas. Viskositas merupakan suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir; semakin tinggi viskositas, semakin besar tahanannya untuk mengalir. Viskositas dinyatakan dalam simbol η.
Dalam bidang farmasi, prinsip-prinsip rheologi diaplikasikan dalam pembuatan krim, suspensi, emulsi, losion, pasta, penyalut tablet, dan lain-lain. Selain itu, prinsip rheologi digunakan juga untuk karakterisasi produk sediaan farmasi (dosage form)sebagai penjaminan kualitas yang sama untuk setiap batch. Rheologi juga meliputi pencampuran aliran dari bahan, penuangan, pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari jarum suntik. Rheologi dari suatu zat tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien, stabilitas fisika obat, bahkan ketersediaan hayati dalam tubuh (bioavailability). Sehingga viskositas telah terbukti dapat mempengaruhi laju absorbsi obat dalam tubuh.
Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasi ada 2 yaitu Sistem Newtonian dan Sistem Non-Newtonian.
SISTEM NEWTONIAN
Hukum aliran dari Newton diilustrasikan oleh gambar berikut. Saatnya menggunakan imajinasi dinamika fisika anda! 
GAMBAR Diasumsikan gambar tersebut adalah sebuah balok cairan yang terdiri dari lapisan-lapisan molekul paralel, bagaikan setumpuk kartu. Jika bidang cairan paling atas bergerak dengan suatu kecepatan konstan, setiap lapisan di bawahnya akan bergerak dengan suatu kecepatan yang berbanding lurus dengan jarak dari lapisan dasar yang diam.
Digunakan istilah :
Rate of shear (D) dv/dr untuk menyatakan perbedaan kecepatan (dv) antara dua bidang cairan yang dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil (dr).
Shearing stress (τ atau F ) F’/A untuk menyatakan gaya per satuan luas yang diperlukan untuk menyebabkan aliran.
F’/A = η dv/dr

η= F’/A = F
dv/dr G

Viskositas η merupakan perbandingan antara Shearing stress F’/A dan Rate of shear dv/dr. Satuan viskositas adalah poise atau dyne detik cm -2



Fluiditas merupakan kebalikan dari viskositas. Satuan fluiditas adalah centipoise (cps). 1cps= 0,01poise
 = 1/η


Viskositas Kinematik adalah viskositas absolut dibagi kerapatan cairan (bobot jenis).satuannya adalah stokes, s atau centistokes, cs.
Viskositas kinematik = η /

Grafik rheogram aliran Newtonian diilustrasikan sebagai berikut :


Besarnya Rate of shear sebanding dengan Shearing stress.

Pengaruh Suhu terhadap Viskositas
RUMUS ARRHENIUS :
 = A.eEv/RT
A = konstanta tergantung pada berat molekul dan molar volume cairan
Ev = energi aktivasi yang diperlukan untuk menginisiasi aliran antar molekul
Dibutuhkan lebih banyak energi untuk memecah ikatan dan membuat cairan tersebut mengalir, karena cairan tersebut tersusun dari molekul-molekul yang dihubungkan dengan ikatan hidrogen. Tetapi ikatan ini akan dipecahkan pada temperatur yang tinggi oleh perpindahan panas dan Ev akan menurun dengan nyata. Viskositas cairan akan menurun jika suhu diturunkan, sedangkan viskositas gas meningkat jika suhu dinaikkan.

SISTEM NON-NEWTONIAN
Ada 3 jenis tipe aliran dalam sistem Non-Newtonian, yaitu : PLASTIS, PSEUDOPLASTIS, dan DILATAN.
Oke, akan kita bahas satu per satu, ini akan semakin seru  karena kebanyakan farmasis akan berhadapan dengan cairan Non-Newtonian seperti larutan koloid, emulsi, suspensi cair, krim, salaep, dan lain-lain.
1.Aliran Plastis
Kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0) tapi memotong sumbu shearing stress (atau auakan memotong jika bagian lurus dari kurva tersebut diekstrapolasikan ke sumbu) pada suatu titik tertentu yang dikenal dengan sebagai harga yield. Cairan plastis tidak akan mengalir sampai shearing stress dicapai sebesar yield value tersebut. Pada harga stress di bawah harga yield value, zat bertindak sebagi bahan elastis (meregang lalu kembali ke keadaan semula, tidak mengalir).
U = ( F – f )
G
U adalah viskositas plastis, dan f adalah yield value.

Aliran plastis berhubungan dengan adanya partikel-partikel yang tersuspensi dalam suspensi pekat. Adanya yield value disebabkan oleh adanya kontak antara partikel-partikel yang berdekatan (disebabkan oleh adanya gaya van der Waals), yang harus dipecah sebelum aliran dapat terjadi. Akibatnya, yield value merupakan indikasi dari kekuatan flokulasi. Makin banyak suspensi yang terflokulasi, makin tinggi yield value-nya. Kekuatan friksi antar partikel juga berkontribusi dalam yield value. Ketika yield value terlampaui (shear stress di atas yield value), sistem plastis akan menyerupai sistem newton.

2. Aliran Pseudoplastis
Aliran pseudoplastis ditunjukkan oleh beberapa bahan farmasi yaitu gom alam dan sisntesis seperti dispersi cair dari tragacanth, natrium alginat, metil selulosa, dan natrium karboksimetil selulosa. Aliran pseudoplastis diperlihatkan oleh polimer-polimer dalam larutan, hal ini berkebalikan dengan sistem plastis, yang tersusun dari partikel-partikel tersuspensi dalam emulsi. Kurva untuk aliran pseudoplastis dimulai dari (0,0) , tidak ada yield value, dan bukan suatu harga tunggal.

Viskositas aliran pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya rate of shear. Rheogram lengkung untuk bahan-bahan pseudoplastis ini disebabkan adanya aksi shearing terhadap molekul-molekul polimer (atau suatu bahan berantai panjang). Dengan meningkatnya shearing stress, molekul-molekul yang secara normal tidak beraturan, mulai menyusun sumbu yang panjang dalam arah aliran. Pengarahan ini mengurangi tahanan dari dalam bahan tersebut dan mengakibatkan rate of shear yang lebih besar pada tiap shearing stress berikutnya.
FN = η’ G
Eksponen N meningkat pada saat aliran meningkat hingga seperti aliran newton. Jika N=1 aliran tersebut sama dengan aliran newton.

3. Aliran Dilatan
Aliran dilatan terjadi pada suspensi yang memiliki presentase zat padat terdispersi dengan konsentrasi tinggi. Terjadi peningkatan daya hambat untuk mengalir (viskositas) dengan meningkatnya rate of shear. Jika stress dihilangkan, suatu sistem dilatan akan kembali ke keadaan fluiditas aslinya.

Pada keadaaan istirahat, partikel-partikel tersebuat tersususn rapat dengan volume antar partikel pada keadaan minimum. Tetapi jumlah pembawa dalam suspensi ini cukup untuk mengisi volume ini dan membentuk ikatan lalu memudahkan partikel-partikel bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya pada rate of shear yang rendah. Pada saat shear stress meningkat, bulk dari system itu mengembang atau memuai (dilate). Hal itu menyebabkan volume antar partikel menjadi meningkat dan jumlah pembawa yang ada tidak cukup memenuhi ruang kosong tersebut. Oleh karena itu hambatan aliran meningkat karena partikel-partikel tersebut tidak dibasahi atau dilumasi dengan sempurna lagi oleh pembawa. Akhirnya suspense menjadi pasta yang kaku.

TIKSOTROPI, ANTITIKSOTROPI, dan RHEOPEKSI
Tiksotropi
Tiksotropi

Anti-Tiksotropi
Anti-tiksotropi

Rheopeksi
Rheopeksi


Last update November 24th ,2008. by Fakhria Itmainati.
Reference :
• http://www.brookfieldengineering.com
• Lecture Note “Rheologi ” by Dr. rer.nat. Sundani Nurono Soewandhi, School of Pharmacy ITB
• Martin, A.N., J. Swarbrick, A. Cammarata. 2006. Physical Pharmacy, 5th ed. Philadelphia : Lea & Febiger.
________________________________________
Possibly related posts: (automatically generated)
• Fungal Biotechnology for Pharmaceuticals
• Sistem Komplemen
• Aliran Sesat
• Kursus Narasi
« Sistem Komplemen Fungal Biotechnology for Pharmaceuticals »




Guaiacol
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia
Langsung ke: navigasi, cari
Guaiacol



Nama IUPAC
[show]


Nama lain
o-Methoxyphenol Methylcatechol [1]

Identifiers

Nomor CAS
[90-05-1]

PubChem
460

Smiles
[show]


ChemSpider ID 447

Properti

Molecular formula
C 7 H 8 O 2

Molar mass
124,137

Kepadatan
1,112 g / cm 3, cairan
1,129 g / cm 3, kristal

Titik cair
28 ° C

Titik didih
204-206 ° C

Kecuali di mana catatan lain, data yang diberikan untuk
bahan mereka standar negara
(di 25 ° C, 100 KPA)
Infobox references

Guaiacol terjadi secara alami adalah senyawa organik dengan rumus C 6 H 4 (OH) (OCH 3). Minyak wangi warna ini berasal dari guaiacum atau kayu kreosot. Mengelamkan contoh terpapar pada udara dan cahaya. Guaiacol hadir di kayu asap, akibat dari pyrolysis dari lignin.
Isi
[hide]
• 1 Persiapan dan turunannya
• 2 Menggunakan
• 3 Referensi
• 4 Lihat juga

[Sunting] Persiapan dan turunannya
Guaiacol diperoleh langsung dari beechwood tar. Hal ini dihasilkan dari industrialisasi pyrocatechin oleh methylation dengan kalium karbonat dan potassium methyl sulfate, atau dari anisole oleh nitration, penurunan hasil ortho-nitroanisole ke 2-aminoanisole, yang kemudian diazotized dan direbus dengan air. [Kutipan diperlukan] Di laboratorium, dapat synthesized oleh yang di-methylation dari catechol diikuti selektif mono-demethylation. [2]
C 6 H 4 (OH) 2 + 2 (CH 3 O) 2 SO 2 → C 6 H 4 (OCH 3) 2 + 2 HO (CH 3 O) SO 2
C 6 H 4 (OCH 3) 2 + C 2 H 5 SNa → C 6 H 4 (OCH 3) (OH)
Guaiacol carbonate dikenal sebagai duotal, dengan fosfat sebagai phosphatol, yang fosfit sebagai guaiaco-phosphal; phosphotal adalah campuran dari phosphites dari kreosot phenols. [Kutipan diperlukan] The valerianic ester dari guaiacol dikenal sebagai geosote, yang benzoic sebagai benzosol, maka salicylic sebagai guaiacolsalol, sedangkan gliserin eter muncul sebagai guaiamar.
[Sunting] Penggunaan
Guaiacol digunakan medicinally sebagai expectorant, antiseptik, dan lokal yg menyebabkan kehilangan kesadaran. Guaiacol juga digunakan dalam persiapan eugenol [3] dan panili [4]. Terkait turunan, dimethoxybenzene atau veratrole, juga digunakan dalam obat-obatan. Dalam persiapan makanan oleh merokok, guaiacol kimia utama adalah bertanggung jawab atas rasa asap, sedangkan syringol bertanggung jawab atas aroma asap.
Karena kemampuan mengubah warna alam, ia kadang-kadang digunakan sebagai indikator solusi dalam percobaan melibatkan berbagai enzymes.
[Sunting] Referensi
1. ^ Chemindustry daftar sinonim untuk guaiacol
2. ^ RN Mirrington dan GI Feutrill (1988). "Orcinol Monomethyl eter". Org. Synth.; Coll. Vol. 6: 859.
3. ^ CFH JW Allen dan Gates, Jr (1955). "O-Eugenol". Org. Synth.; Coll. Vol. 3: 418.
4. ^ Esposito, Lawrence J.; K. Formanek, G. Kientz, F. Mauger, V. Maureaux, Robert G., dan F. Truchet (1997). "Panili". Kirk-Othmer Encyclopedia of Chemical Technology, edisi 4.. 24. New York: John Wiley & Sons. pp. 812-825.
[Sunting] Lihat juga
• Merck Index, 13th Edition, 4568.


Artikel ini tentang phenol adalah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia oleh perluasan itu.

Diperoleh dari "http://en.wikipedia.org/wiki/Guaiacol"
Kategori: rasa | Aromatik compounds | Phenols | ethers | Aromatik compound stubs
Tersembunyi kategori: Semua artikel dengan pernyataan unsourced | Artikel dengan pernyataan unsourced sejak Oktober 2007




Pasien DEMAM Jangan Diselimuti


Oleh Prof.Dr. Iwan Darmansjah, Sp. Fk
Apa yang harus dilakukan bila ada anggota keluarga terserang demam ?
Pertama, ia harus istirahat. Menyelimutinya dengan selimut tebal -- ini yang kerap terjadi -- justru tidak dibenarkan. Udara tubuh yang panas malah tidak bisa menguap sehingga suhu akan tambah naik, dan pada anak-anak malah bisa kejang (stuip). Rasa dingin terjadi karena suhu tubuh sedang naik mendadak.
Tindakan yang paling baik adalah menyeka seluruh tubuh penderita dengan kain basah terus-menerus selama 5-7 menit. Dengan menguapnya air dan kulit, tubuh ikut didinginkan sehingga saat itu biasanya suhu tubuhnya mulai turun. Tidak baik memakai alkohol untuk tujuan itu karena alkohol akan diserap oleh kulit. Melakukan kompres hanya di kepala juga tidak efektif karena kontak permukaan terlalu kecil. Selain itu, penderita harus diberi minum banyak untuk ikut mendinginkan tubuhnya.
Demam atau panas memang gejala yang dapat berdiri sendiri atau bagian dari kumpulan gejala suatu penyakit. Demam merupakan suatu tanda penting untuk diperhatikan karena pada awalnya sering tidak atau belum dapat diketahui penyebab, dan berbahaya atau tidaknya.
Bila timbul demam, sebaiknya ukur suhu ketiak dengan termometer empat kali sehari tiap 4-5 jam. Suhu ini perlu dicatat untuk diperlihatkan pada dokter. Dokter yang nanti memeriksanya itu dapat memperoleh kesan jenis penyakitnya dari naik turunnya suhu badan. Misalnya suhu pada penyakit tifus, pada 3-4 hari pertama hanya naik malam hari sedangkan pagi panasnya hilang. Demam karena tifus, pada hari-hari awalnya hampir selalu dimulai dengan suhu yang tidak terlalu tinggi. Jadi, bila suhu badan hari pertama sudah sekitar 39-40 derajat C disertai menggigil, hampir dapat dipastikan ini bukan tifus. Tifus baru dicurigai bila demam sudah berjalan 4-5 hari atau lebih.
Demam yang pada hari pertama saja sudah mendadak tinggi, biasanya disebabkan oleh penyakit akibat virus, seperti influenza atau demam berdarah. Tentu ada banyak penyakit infeksi lain yang pola suhunya mirip tifus atau infeksi virus, namun di Indonesia dapat dikatakan 90% demam yang mendadak tinggi disebabkan oleh virus. Karena itu, demam yang sudah diderita lebih dari 2-3 hari perlu dikonsultasikan ke dokter karena perlu ditentukan penyebabnya. Di negara kita, salah satu penyebab yang sangat dikhawatirkan ialah demam berdarah yang banyak terjadi di akhir musim penghujan.
Bila pelbagai upaya awal untuk menurunkan demam tidak berhasil penderita dapat diberi obat penurun panas yang juga mempunyai sifat mengurangi rasa sakit, pegal, dan sakit kepala.
Obat pilihan pertama ialah parasetamol yang dijual dengan berbagai nama dagang. Menurut peraruran Depkes, semua obat yang dijual bebas harus menuliskan nama generik di bawah nama dagangnya yang dicantumkan di bawah "kandungan". Namun, patut diingat bila gejalanya hanya demam, tidak dibenarkan untuk menggunakan parasetamol yang dicampur dengan bahan aktif lain, misalnya untuk pilek, batuk, dan sebagainya. Tambahan bahan lain itu selain tidak ada gunanya, juga menjadikan obat lebih mahal. Belum lagi bila menimbulkan efek sampingan, akan menjadi mubazir.
Obat lain yang juga baik ialah ibuprofen karena efektif dan aman, namun mungkin belum begitu dikenal masyarakat. Asetosal (dikenal sebagai aspirin) tidak dianjurkan bila lambung pasien tidak tahan karena sifat asamnya. Asetosal dalam dosis 1 tablet dewasa menyebabkan darah menjadi encer sehingga perdarahan (seperti dalam haid atau terluka) akan sulit berhenti karena darah tidak dapat membeku. Asetosal juga tidak dianjurkan bila penyebab demam adalah virus (campak, cacar air, dan sebagainya), terutama pada anak karena asetosal dihubungkan dengan komplikasi fatal yang disebut Reye syndrome.
Pilihan lain yang tidak termasuk golongan obat bebas ialah asam mefenamat (kecuali yang 250 mg untuk orang dewasa) yang dikenal masyarakat sebagai Ponstan, dan dipiron (dikenal sebagai Antalgin atau Novalgin). Kedua obat mi tidak dibenarkan dibeli di toko obat atau apotek karena harus memakai resep. Seperti diketahui, kemasan obat bebas ditandai dengan lingkaran hijau atau biru, sedangkan obat resep lingkaran merah. (intisari)
[Indeks]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar